Kunci Ketenangan: Berserahlah Diri!
DEGUB jantung berdebar cepat, ada galau yang menyeruduk
galak. Perasaan sedih menyeruak masuk tiba-tiba. Mau marah, karena hati sudah
lebam rasanya. Perasaan campur aduk tak karuan, seperti ada sesuatu yang mengoncang
jiwa, mengocok kedamaain, dan merampas kenyamanan hati. Ingin rasanya
menumpahkan semua gemuruh amarah, gaduh, gelisah, gerah, dan semua rasa yang
telah membuat diri tak tenang. Jiwa ini terus berontak kuat, melawan kondisi
ketidakbahagian yang terjadi.
Gambaran kegilisahan ini, bisa menghinggapi jiwa setiap
orang. Karena setiap orang pasti mengalami penderitaan, kesengsaraan, dan
ketidakbahagiaan.
Menderita adalah hal yang paling dihindari oleh manusia. Dan
kebahagiaan merupakan dambaan setiap insan. Penderitaan sebagai raut kesedihan
mewakili banyaknya masalah hidup yang terjadi. Sedangkan kebahagiaan adalah
wajah kedamain dan ketenangan dalam jiwa seseorang. Jadilah kehidupan ini
sebagai pergulatan menghidari penderitaan, dan mencari kebahagiaan.
Kebahagiaan juga merupakan kualitas keadaan pikiran atau
perasaan yang diisi dengan kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau
kegembiraan. Sedangkan penderitaan adalah kumpulan kwalitas negatif
perasaan dan pikiran yang mengganggu kedamain jiwa. Para filsuf dan
pemikir agama telah sering mendefinisikan kebahagiaan dalam kaitan dengan
kehidupan yang baik dan tidak hanya sekadar sebagai suatu emosi.
Saya, Anda dan mereka pasti ingin merengkuh kebahagiaan.
Bukankah itu salah satu alasan mengapa kita masih terus hidup hingga saat ini.
namun kenyataannya kebahagiaan itu datang dan pergi begitu cepat. sifatnya
hanya sementara waktu. pagi Anda bahagia, tapi siang hari dikantor bertemu
dengan pekerjaan ruwet, hati pun jadi mumet.
Tapi apakah benar bahagia tidak bisa menjadi hal yang
permanen dalam hidup ini?, tentu itu
sangat tergantung dengan cara kita
menghadapi hidup ini. hidup ini pilihan, jika anda memilih jalan kebenaran, bahagialah
yang dicapai, namun jalan salah yang Anda pilih maka sengsaralah yang didapat.
Dalam hidup ini Ada dua tipe manusia ketika mencari kebahagiaan. Pertama, Mereka yang mencari kebahagiaan dengan
Kesenangan. Kedua, mereka yang mencari Kebahagiaan dengan Ketenangan.
Pertama, jalan
Kesenangan adalah kegembiraan sesaat. Bahagia yang didapat pada tipe ini seperti bahagianya seorang anak kecil.
Sebentar menangis sebentar ketawa. Endapan kebahagiannya hanya pada permukaan
emosional. Aktivitas yang dipilih biasanya ada lah hiburan. Segala cara
ditempuh untuk mendapat gurauan yang bisa membuat hati tertawa. Ketika hati
mereka tertawa, maka mereka merasa senang dan bahagia. Namun selang beberapa
waktu, kegundahan mereka pun muncul kembali.
Tipe ini mewakili mereka-mereka yang menjadikan dunia
sebagai tujuan akhirnya. Allah berfirman,” ...kehidupan dunia itu tidak lain
hanyalah kesenangan yang memperdayakan”.(al-Imran(3):185). Tujuan kehidupan
orang-orang seperti ini hanya mencari kesenangan dunia. Harta, pangkat,
kekuasaan, wanita dan semua kendaraan dunia mereka miliki, kemudian mengeksplorasinya
menjadi permainan yang menyenangkan. Mereka menganggap hal-hal seperti itu bisa
membahagiakan mereka. Allah berfirman, “ Dan tiadalah kehidupan dunia ini,
selain dari main-main dan senda gurau belaka . Dan sungguh kampung akhirat itu
lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?
(al-An’am(6):32).
Mereka lalai akan perintah Allah, diakibatkan oleh
kesenangan dunia. Allah berfirman,” Kehidupan dunia dijadikan indah dalam
pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang
beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di
hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya
tanpa batas.(al-Baqarah(2):112).
Semakin dalam mereka menikmati dunia, maka akan semakin jauh
dari Allah. mereka pun abai atas segala perintahnya. Asyik menikmati dunia
membuat mereka tak sempat lagi berfikir tentang nikmat Allah yang telah mereka
habiskan. Hal ini pun akan semakin membuat nilai kebahagian itu jauh dari hati mereka.
Kehidupan mereka akan terasa sempit dan menjenuhkan. Khawatir, gundah, dan
gulanah setiap detik menghampiri perasaaan. Mereka akan sangat menjaga
eksistensi keduniaannya dengan berbagai macam cara. Semua jalan ditempuh, tak
mengenal halal haram. Allah berfirman: “Dan barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".(Thoha(20):124).
Iblis pun ikut andil dalam pergulatan hidup mereka dengan
mengiming-imingi hal-hal yang manis. Allah berfirman, “Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari kalangan)
manusia dan (dari kalangan) jin, yang mereka satu sama lain saling membisikkan
perkataan-perkataan yang indah untuk menipu (manusia)” (QS al-An’aam:112).
Kesenangan yang mereka lakuakan pun dihias hingga terlihat seperti perbuatan
yang baik, meskipun itu sebenarnya adalah hal yang jelek.
Allah berfirman, “Apakah orang yang dihiasi perbuatannya
yang buruk (oleh setan) lalu ia menganggap perbuatannya itu baik, (sama dengan
dengan orang yang tidak diperdaya setan?), maka sesungguhnya Allah menyesatkan
siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang
dikehendaki-Nya” (QS Faathir:8).
Kesenangan dunia ini adalah kehidupan bagi mereka yang
ingkar. Dunia adalah surga bagi orang kafir dan nereka bagi mereka yang
beriman. Allah berfirman, “ Kehidupan
dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang
hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertakwa itu lebih
mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada
orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(al-Baqarah(2):112).
Dunia ini hanyala tempat bersenang-senang dan melalaikan
hati. Tempat bermegah-megah dan memperbanyak harta, itulah kesenangan yang
melalaikan. Allah berfirman: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia
ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah
antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti
hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu
menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di
akhirat ada azab yang keras dan ampunan
dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah
kesenangan yang menipu.(al hadid(57):20).
Sudah menjadi tabiat dasar manusia apabila diberikan
kesenangan maka dia akan berpaling dan lalai kepada Allah.” Dan apabila Kami
berikan kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia; dan membelakang
dengan sikap yang sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan niscaya dia
berputus asa.(al-Isra(17);83). Jika datang masalah pada mereka maka akan
gampang putus asa, itulah mengapa kebahagiannya mereka cepat pergi dan
menghilang.
Kehidupan dunia yang tak secuilpun memberi kebahagian
sanubari hati yang paling dalam.Kesenangan dunia akan memberi kebahagian yang
sementara, bersifat temporer. Atau dalam bahasa lain disebut kebahagiaan
relatif. Kebahagiaan yang tidak bisa disamaratakan kualitasnya dengan orang
lain. Disini kebahagian tidak bersifat mutlak adanya. Dia bisa datang dan pergi
tanpa kendali manusia. Karena dunia ini sifatnya sementara dan semua bisa
direlatifkan disini. maka hukum kebahagiaan yang dilahirkan kesenangan dunia
pun relatif adanya.
Inilah kesenangan kehidupan dunia, dan bukan pilihan bagi
orang-orang bertakwa. “ Dan
perhiasan-perhiasan . Dan
semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan
akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang
bertakwa.(Azzukhruf(43):35). Jelas pilihan bagi seorang mukmin adalah
kebahgiaan mutlak dinegeri akhirat.
Kedua, jalan
ketenangan adalah merupakan energi hati yang stabil, tidak gampang goyah,
goncang, dan goyang ketika badai cobaan datang. inilah jalan kebahagiaan
hakiki, diperoleh dari aktivitas hati yang benar. “Orang-orang yang beriman dan
hati mereka menjadi tenang dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya
dengan mengingat Allah hati menjadi tenang” (QS ar-Ra’du:28).
Kebahagiaan yang diraih dengan pada jalan ini adalah
kebahagian hakiki yang bersifat mutlak. Karena tidak akan ada lagi galau yang
bisa menghalang. Tidak ada lagi derita
yang menerpa . jika datang gundah, kekahawatiran, maka akan hilang dengan mengingat
Allah. dan semua kesengsaraan didunia ini tidak akan mengganti kebahagiaan
hakiki dalam hati mereka.
Hal ini pernah dibuktikan oleh Bilal bin Rabah tetap bahagia
dengan mempertahankan keimanannya meskipun disiksa pedih. Imam Abu Hanifah
tetap bahagia meskipun dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena
menolak diangkat jadi hakim Negara. Para
sahabat nabi rela meninggalkan kampung halamannya, demi keyakinan yang
dianutnya. , Ibnu Taimiyah berkata: “Apa yang diperbuat musuh-musuhku adalah surgaku. Penjara adalah tempatku menyepi. Penyiksaan adalah syahadahku. Pengusiran adalah tamasyaku”.
Dalam kondisi bagaimana pun posisi hati tetap tenang
menghadapi masalah yang datang. masalah besar kecil, bahakan pertaruhan nyawa
pun tetap tenang. Itulah kebahagian yang mutlak. Kebahagian yang lahir dari
hati orang-orang beriman. Hati yang selalu berzikir kepada Allah. hati yang
selalu rindu kehidupan akhirat.
Kita pun diminta tuk mencari kebahagiaan akhirat dan dunia.
Allah berfirman "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan." (Qs. Al Qoshos : 77). Dalam ayat ini ditegaskan bahwa
kebahagiaan akhirat adalah yang utama. Mencari kebahgiaan dunia hanya seruan
sederhana bukan sebuah kewajiban “janganlah kamu melupakan kebahagiaan dunia”
artinya ketika kita melupakan kehidupan dunia tak masalah. Karena ketika
kehidupan atekhirat yang kita pilih, Insaya Allah dunia pun akan mengikutinya.
Ibnu Taimiyah berkata, “Sungguh kasihan orang-orang yang
cinta dunia, mereka (pada akhirnya) akan meninggalkan dunia ini, padahal mereka
belum merasakan kenikmatan yang paling besar di dunia ini”, maka ada yang
bertanya: “Apakah kenikmatan yang paling besar di dunia ini?”, Ulama ini
menjawab: “Cinta kepada Allah, merasa tenang ketika mendekatkan diri
kepada-Nya, rindu untuk bertemu dengan-Nya, serta merasa bahagia ketika
berzikir dan mengamalkan ketaatan kepada-Nya”
Sumber kebahagian yang diambil dari jalan ketenangan berasal
dari keimanan pada Allah. Orang yang
beriman senantiasa selalu bersikap bahagia, apa pun yang terjadi. orang yang
beriman selalu bahagia dan tenang terhadap
semua peristiwa yang dialami, karena apa pun yang terjadi baik atau
buruk pada hakekatnya baik untuk mereka. Rasulullah saw. Bersabda: “Jalan yang
ditempuh oleh seorang yang beriman adalah aneh karena ada kebaikan dibalik
setiap tindakannya dan ini tidak terjadi pada siapapun kecuali pada seseorang
yang beriman karena jika mereka merasa mendapatkan kesenangan dia bersyukur
kepada Allah SWT, maka terdapat kebaikan dalam sikapnya itu, dan jika dia
mendapatkan permasalahan dia menyerahkannya pada Allah SWT (dan bersabar), maka
ada kebaikan dalam sikapnya itu“.(HR.Muslim)
Salah satu kunci kebahgian orang-orang beriman adalah
totaliatas Penyerahan diri kepada Allah swt. itu Membawa mereka lebih dekat dan
pasrah kepada-Nya dalam situasi apapun dan itu membuat mereka selalu merasa
tenang dan bahagia.
“Sungguh berbahagialah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, dan orang-orang yang menjauhkan
diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,
kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
terceIa. Dan orang-orang yang memelihara
amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya. dan orang-orang yang memelihara
sembahyangnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan
mewarisi syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (al-Mukmin(23):24). Inilah
jalan kebahagian hakiki yang semestinya kita jalani. Dan Jadilah kita pribadi
yang memiliki ketenangan hati, Insya Allah akan dipanggil oleh Allah;” Hai jiwa
yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam jama'ah
hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam syurga-Ku”.(alfajr(89):27-30).
Jalan ketenangan iman memberi kebahagiaan tanpa batas. Tak bisa dirusak
oleh kesedihan duniawi, kekal bahagianya tak lekang oleh waktu dan Membuat hati terbuka dan luas dalam menerima
masalah. Semoga kita menjadi orang yang bahagia karena ketenangan iman, bukan
karena kesenangan duniawi. Amin…….
No comments:
Post a Comment